Selasa, 28 Juni 2011

Pelatihan Shalat Khusyu’ Praktek shalat mabuk.


Pelatihan Shalat  Khusyu’
Praktek shalat mabuk.

 “Sesungguhnya beruntunglah orang mukmin yaitu orang yang KHUSYU’ shalatnya”. (QS.Al_MU’MINUN,1-2).
 “Hai orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan MABUK, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,” (QS.AN_NISAA’, 43).
Ibadah shalat dalam islam menjadi tolok ukur bagi seorang muslim. Oleh sebab itu tidaklah dikatakan muslim kalau tidak melaksanakan shalat, dan tidak dikatakan melaksanakan shalat kalau tidak khusyu’ dan tidak dikatakan khusyu’ kalau tidak ingat Allah. Artinya khusyu’ atau ingat Allah dalam shalat menjadi kata kunci dalam ibadah shalat.
Sedangkan yang dimaksud dengan shalat mabuk adalah shalat yang dilakukan sambil berkhayal dan melamun, dimana hati dan pikirannya lupa kepada Allah.  Sekarang timbul pertanyaan bagaimana untuk membedakan antara orang yang melaksanakan shalat khusyu’ dengan  orang yang melaksanakan mabuk.
Karena secara kasat mata, tidak ada bedanya antara satu muslim dengan muslim lainnya dalam melaksanakan shalat. Mereka sama-sama melakukan gerakan takbir, sama-sama rukuk, sama-sama I’tidal, sama-sama sujud, sampai mengakhiri dengan salam. Begitupun dari sisi bacaan, setiap muslim dapat dipastikan  sama-sama melafazkan ayat-ayat Al_Quran.
Agar tidak terjadi saling menyalahkan, saling mengkafirkan dan saling tuduh, maka Al_Quran akan menjelaskan perbedaan pengertian antara shalat khusyu’ dengan  shalat mabuk. Sehingga tidak terjadi lagi perdebatan antara umat islam, tidak lagi saling mengkafirkan dan menuduh sesat.
 “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (QS.AL_ISRA’, 14).
Pengertian sembah dalam ayat Al_Quran

“Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara Kami dengan kamu, bahwa Kami tidak tahu menahu tentang penyembahan kamu kepada Kami*) (QS.YUNUS, 29). *) Maksudnya : orang-orang yang menyembah berhala itu sebenarnya bukanlah menyembah berhala, hanyalah menyembah hawa nafsu mereka sendiri, karena hawa nafsu merekalah yang menyuruh menyembah berhala.

Umat islam harus memahami bahwa tidak ada bedanya  antara orang yang menyembah patung dan berhala secara fisik,  dengan orang shalat tetapi hatinya ingat patung dan berhala. Sebagai contoh pembanding sbb :

1.      Kaum jahiliyah mendatangi patung dan berhala, kemudian secara fisik menyembahnya, karena hati dan pikirannya hanya ingat patung dan berhala itu dianggap sebagai tuhannya.
2.      Orang islam mendatangi mesjid, kemudian secara fisik melaksanakan shalat, tetapi hati dan pikirannya ingat kepada patung dan berhala, karena mereka tidak tahu bagaimana mengingat Tuhannya.

Dengan demikian tidak ada bedanya antara jahiliyah dengan orang yang mengaku muslim. Jahiliyah adalah manusia bodoh dan tolol yang tidak mengerti dan memahami Tauhid, menganggap bahwa menyembah berhala, patung, sapi, pohon, keris dsb,  itu adalah menyembah tuhan.  Mereka tidak mengerti bahwa berhala, patung, pohon, keris itu juga makhluq Tuhan. Mereka tidak bisa membedakan antara Tuhan sebagai Pencipta makhluq Semesta Alam, dengan makhluq Ciptaan Allah,  Tuhan Semesta Alam.

Sedangkan orang yang mengaku muslim., yang tidak memahami dan mengerti Tauhid, tidak bisa membedakan antara mengkhayal ingat berhala, patung, pohon, keris ketika shalat, dengan mengingat tuhan. Orang munafiq tidak akan  mengerti bahwa melaksanakan shalat dengan tata cara islam di dalam mesjid, tetapi hati dan pikirannya ingat kepada berhala, patung, sapi, pohon dan keris, pada  prinsipnya sama dengan penyembah berhala dan patung secara fisik.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya”. (QS.AL_ANFAL,27).
”Dan Allah untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”. (QS.ALI_IMRAN, 154).
 “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka.” (QS.AN_NISAA’, 108). “yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan dengan menyembah berhala itu tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (QS. AN_NISAA’, 117).

“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (QS.AN_NAJM, 23). “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu akan diminta pertanggung jawaban.” (QS.AL_ISRA’, 36). ”Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa yang ada di langit  dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.ALI_IMRAN,29).
Shalat KHUSYU’, hati yang ingat kepada Allah
“Dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia shalat” (QS.AL_A’LA,15). “Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain AKU, maka sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat AKU”. (QS.THAHA,14).
“Sesungguhnya beruntunglah orang mukmin yaitu orang yang KHUSYU’ shalatnya”. (QS.Al_MU’MINUN,1-2).
Ibadah shalat merupakan jihad yang paling besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan shalat wajib ingat kepada Allah, diwaktu takbir ingat kepada Allah, ruku’ ingat kepada Allah, I’tidal ingat Allah, sujud ingat kepada Allah dst.
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS.AR_RA’D, 28).
Ciri utama orang yang melaksanakan shalat khusyu’ adalah mempunyai akhlaq mulia, selalu berkata jujur, berlaku sopan, bertutur kata santun, menghargai orang lain dan selalu menjaga perasaan orang lain. Mereka sangat menjauhi keji dan munkar, jangankan untuk melakukan maksiat dan kejahatan,  untuk mendekatpun mereka takut. Sesungguhnya merekalah yang mendapat perlindungan dan pertolongan dari Allah.
“Dan bagi pria yang banyak mengingat kepada Allah, dan bagi wanita yang banyak ingat kepada Allah, disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Allah”. (QS.AL_AHZAB, 35).
Shalat Mabuk, hati yang lupa kepada Allah.
“Hai orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,” (QS.AN_NISAA’, 43).
Shalat mabuk ini sangat dibenci Allah, bahkan Allah akan mempersulit dan menghinakan orang yang melakukan shalat mabuk, baik di dunia atau di akhirat.  “Barang siapa yang tidak mau mengingat AKU (Allah) maka sesungguhnya dapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang yang buta”. (QS.THAHA, 124).
Selanjutnya ayat Al_Quran menjelaskan, “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” (QS.JAATSIYAH, 23). “Terangkanlah kepada KU tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya”. (QS.AL_FURQAAN, 43).
Orang munafiq secara fisik memang melaksanakan shalat, tetapi hanya mengikuti hawa nafsunya dan mengikuti bisikan syaitan, sehingga mereka lupa kepada Allah. “Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan”. (QS.AL_MUJAADILAH, 58).
Bagaimana seseorang mengaku muslim, ulama, kiyai dan ustadz, kalau dalam shalatnya masih menyembah selain Allah,  “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah.” (QS.AL_BAQARAH, 165).  Mereka secara fisik melaksanakan rukun shalat , tetapi hati dan pikirannya ingat selain Allah atau lupa kepada yang memerintah shalat. “yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan dengan menyembah berhala itu tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (QS. AN_NISAA’, 117).
Penyebab terjadinya shalat mabuk orang munafiq, yang hanya memperturutkan hawa nafsunya.  “Dijadikan indah pada pandangan manusia  (nafsu) kecintaan kepada apa yang diingini, yaitu : wanita, anak, harta yang banyak, emas, perak, kuda pilihan dan sawah ladang, di sisi Allah lah tempat kembali”. (QS,ALI_IMRAN, 14).
Nafsu inilah yang selalu dimunculkan oleh iblis dalam shalat, sehingga banyak manusia shalat, ketika takbir dia ingat isteri, rukuk ingat anak, I’tidal ingat harta,  sujud ingat pangkat, rukuk ingat jabatan, membaca fatihah ingat sapi, kambing, ayam, HP, sampai dengan salam mereka berkhayal dan mabuk dunia.  Mereka hanya mereka-reka tuhannya, “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (QS.AN_NAJM, 23).
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu akan diminta pertanggung jawaban.”(QS.AL_ISRA’, 36). ”Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa yang ada di langit  dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.ALI_IMRAN,29).
Fenomena Pelatihan Shalat Khusyu’
 Fenomena pelatihan shalat khusyu’, yang menjamur dewasa ini, telah menjadi bukti adanya pelecehan dan penyelewengan makna khusyu’. Karena telah dijelaskan bahwa yang dikatakan melaksanakan shalat itu adalah shalat yang  khusyu’. Bagaimana mungkin para ulama, kiyai dan ustadz membuat pelatihan shalat khusyu’, kalau mereka sendiri tidak mengerti khusyu’, dan tidak pernah merasakan khusyu’.
“Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangkanya air oleh orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun”. (QS.AN_NUUR,39).
Pelatihan shalat khusyu’ ini, sungguh  aneh bin ajaib karena sama dengan ingin membuat pelatihan berbaris dan bertempur bagi militer . Atau ingin membuat pelatihan dan kursus bagi bebek yang ingin berenang. Sungguh naïf kalau masih ada orang mengaku islam, tetapi ingin belajar shalat khusyu’. Hal ini terjadi karena pada hakikatnya mereka tidak mengetahui apa itu khusyu’ sesuai ayat Al_Quran. “Di antara manusia ada orang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti langkah syaitan yang sangat jahat. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya” (QS.AL_HAJJ,8,74).
Lebih ironis, kalau mendengar penjelasan tentang shalat khusyu’ yang selalu disiarka melalui Televisi atau membaca dari buku tentang shalat khusyu’.  Mari kita simak bersama, apa yang disampaikan oleh ulama jahat tentang makna khusyu’, terhadap pengikutnya sbb :

  1. Shalat khusyu’,  umat harus bisa mengerti bahasa Arab, artinya dan maknanya, dalam setiap membaca surat, maka dilisan bahasa Arab dan  di dalam hati usahakan bahasa Indonesia (bagaimana orang Cina, Inggris dan Jerman sampai saat ini mereka tidak menjelaskan).
2.  Shalat khusyu’,  harus bisa membayangkan Allah sedang melihat kita, kalau tidak  bisa, yakinlah Allah pasti melihat kita.
  1. Shalat khusyu’, tidak boleh banyak gerak dan fokuskan pandangan pada satu titik di sajadah.
  2.  Shalat khusyu’,  harus seperti di depan Ka’bah dan bisa merasakan kita kecil.
  3. Shalat khusyu’, rasakan seperti ada angin dan  usahakan sampai semua bulu roma merinding.
  4.  Shalat khusyu’, usahakan kondisi hati dan pikiran kosong seperti kosongnya ruang Ka’bah.
  5. Shalat khusyu’, seperti ada cahaya terang benderang  sehingga merasa bahagia diwaktu shalat.
  6. Shalat khusyu’, kalau kita bisa mengikuti jalan nafas sambil menyebut Allah...…Allah, bahkan masih banyak makna shalat khusyu’ yang dijelaskan oleh ulama jahat  melalui siaran Televisi, yang tidak jelas dasar ayatnya.

Atas dasar ayat apa, dalil apa, hadits apa dan riwayat siapa penjelasan tersebut di atas. Penjelasan tersebut di atas, jelas  tidak masuk akal, lebih ngawur, sesat dan menyesatkan.  Dengan kata lain, penjelasan makna khusyu’ itu hanya akal-akalan ulama jahat dan merupakan pepesan kosong.

Anehnya penjelasan itu diterima oleh semua ulama, kiyai dan ustadz dari semua golongan, aliran, mazhab dan sekte. Akhirnya penjelasan itu telah menyebar luas di kalangan orang munafiq, dan telah dijadikan pedoman dalam melaksanakan shalat. Pertanyaannya, mungkinkah dalil itu bisa mengantarkan umat mencapai shalat khusyu’. Bagaimana mungkin umat islam akan melaksanakan shalat khusyu’ kalau tidak ada satupun dalil dari Al_Quran. Sungguh ironis, banyak umat islam mengikuti pelatihan shalat khusyu’, tetapi dalam praktek tetap melaksankan shalat mabuk.

 Peserta Pelatihan Shalat Khusyu’ berharap mendapat ridho Allah, namun nyatanya mereka akan mendapat laknat Allah. ”Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS.MUHAMMAD, 28). “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al_Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS.MUHAMMAD, 24).
Namun ada fatwa ulama uang lebih menyesatkan umat islam,  dengan fatwa sbb :  “untuk mencapai shalat khusyu’ itu tidak mudah, bahkan para sahabat Nabi pun sulit mendapatkannya. Kita sebagai umatnya memang sulit mencapai shalat khusyu’ dan kalau tidak khusyu’ itu sangat manusiawi. Karena khusyu’ tidak khusyu’ itu urusan Allah bukan urusan manusia, masalah keyakinan adalah urusan masing-masing individu, manusia tidak berhak menilai dan mencampurinya”
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka.” (QS.AN_NISAA’, 108).
”Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa yang ada di langit  dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.ALI_IMRAN,29).
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu manusia.” (QS.AL_AN’AAM, 112). “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS.AL_BAQARAH,9).
 Sebenarnya peserta pelatihan shalat khusyu’ inilah yang telah menjadi musuh dalam selimut. Mereka menjadi duri dalam daging,  karena  mereka telah menjadikan islam hanya sebagai topeng, melaksanakan ritual islam hanya untuk symbol dan membentuk organisasi islam hanya untuk memecah belah umat islam. Mereka masuk islam hanya untuk mempermalukan, mengolok-olok dan akan menghancurkan islam dari dalam.
”Dan barangsiapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan yang benar.” (QS.AL_ISRA, 72).  “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada. (QS.AL_HAJJ, 46).
“Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat Nya, hukum-hukum Nya supaya kamu memahaminya. (QS.AL_BAQARAH, 242)


Aliran Sesat Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah


Aliran Sesat
Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS.AL_ISRA’,53).  “Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?”  (QS.YASIN, 62).

“Iblis menjawab : “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya”. (QS.SHAAD,82).

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan terseat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku”.

Sejak wafatnya Rasulullah, sepertinya Al_Quran dan Hadits tidak berfungsi lagi sebagai pedoman hidup dan sebagai alat pemersatu umat islam. Umat islam sepertinya kehilangan kendali, karena setiap hari ada saja yang dipersoalkan dan diperdebatkan, mulai dari hal yang sepele sampai persoalan yang tidak jelas asal usulnya. Sehingga umat islam sudah terpecah belah dan bercerai berai dalam banyak aliran, golongan, mazhab dan sekte bahkan terpecah dalam banyak partai islam.
Ironisnya semua aliran dan golongan merasa benar, merasa paling dekat kepada Allah. Setiap aliran mengaku bertuhan kepada Allah, aliran lain dituduh pengikut syaitan, mengaku ahli sunnah wal jamaah, aliran lain ingkar sunnah, mengaku Al_Quran sebagai kitabnya, aliran lain menyimpang dari ajaran islam, dsb. Intinya setiap aliran dan golongan saling menyalahkan, saling  mengkafirkan, bahkan diantara mereka ada yang saling menvonis sesat.
Membicarakan aliran sesat, hanya akan menimbulkan polemik yang berkepanjangan karena masing-masing orang maupun aliran mempunyai dalil dan argument yang kuat untuk mempertahankan keyakinannya.

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (QS.AL_ISRA’, 14).

Muslim dalam pandangan Al_Quran.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.HUJURAT, 18).

 “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munnkar, dan beriman kepada Allah”. (QS.ALI_IMRAN, 110). “Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. (QS.AL_ANBIYA’, 107).

 “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasul Nya”. (QS.AT_TAUBAH, 71).

Rasulullah bersabda bahwa muslim itu bersaudara : “Janganlah kamu saling dengki, saling berjualan najsy, saling membenci, saling membelakangi, serta jangan pula sebagian dari kalian menjual barang di atas penjualan sebagian lainnya. Jadilah kalian ini hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak boleh mendholimi, menelantarkan, membohongi, dan merendahkannya. Takwa itu disini tempatnya! “Beliau katakan hal ini dengan menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali.” Cukuplah seseorang itu dinilai buruk jika sampai ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.”(HR.Muslim)

“Dan yang mempersatukan hati mereka orang-orang yang beriman, walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah mempersatukan hati mereka “. (QS.AL_ANFAL, 63).

Persaudaraan muslim hanya timbul dari hati yang bersih yaitu hati yang selalu ingat kepada Allah. Dengan hati yang ingat Allah, maka tercipta persaudaraan yang harmonis dan  jauh dari perpecahan. Karena hanya dengan mengingat Allah hati itu menjadi tenteram. “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS.AR_RA’D, 28).
Persaudaraan muslim tidak bisa dibangun atas dasar aliran, mazhab, golongan, kekayaan, kekuasaan dsb. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.” (QS.QAAF, 16). “ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(QS.YUNUS, 57).

Al_Quran diturunkan bukan hanya sebagai alat pemersatu umat islam, tetapi sebagai alat pemersatu umat secara universal, tanpa membedakan suku, ras dan agama.

Peringatan Al_Quran

“Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah hanyalah islam. Tiada yang berselisih orang-orang yang telah diberi Al_Kitab, kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, kerena kedengkian diantara mereka”. (QS.ALI_IMRAN, 19).
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al_Quran?, kalau kiranya Al_Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”. (QS.AN_NISA’. 82).

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saya mengatakan:  ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui yang dusta”. (QS. AL_ANKABUT, 2,3).

“Pahala dari Allah itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak pula menurut angan-angan Ahli Kitab”. (QS.AN_NISA’, 123). “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu”. (QS.ALI_IMRAN, 142).

 “Dan Allah untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS. ALI_IMRAN,154).

 “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-ngolokkan kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok lebih baik dari yang mengolok-olok”. (QS.AL_HUJARAT, 11).
 “Allah akan membalas olok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang – ambing dalam kesesatan mereka “(QS.AL_BAQARAH, 15). “Kabarkanlah kepada orang-orang yang munafiq bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih”. (QS.AN_NISAA’, 138).  

“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka.” (QS.AN_NISAA’, 108).

Ayat-ayat Al_Quran, hanya menyebut islam, islam, islam dan islam. Tidak ada satupun ayat yang menyebutkan islam kanan, islam kiri, islam lembut, islam keras, islam Muhammadiyah , islam NU, islam syi’ah , islam sunni, islam jemaah dsb. Sesungguhnya terjadinya aliran, golongan, kelompok, mazhab dan sekte dalam islam, jelas hanya merupakan hasil pemikiran dan rekayasa manusia, mungkin manusia telah menganggap dirinya lebih alim dan lebih cerdas dari Rasulullah.

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” (QS.HUD, 118).
“Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang kebenaran Al_Quran itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh”. (QS.AL_BAQARAH, 176).
“Tegakkanlah agama, dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. (QS.ASY_SYUURA, 13).

Sesungguhnya Al_Quran diturunkan bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk menjadi alat pemersatu umat, menjadi hakim bagi diri sendiri, sebagai alat koreksi dan instrospeksi diri. Al_Quran untuk diamalkan dan diaplikasikan sebagai agama yang toleran, penuh kedamaian, kasih sayang dan sangat menjunjung hak dan rasa aman orang lain.
Menjadi muslim bukan sekedar mengucap syahadat, bukan sekedar melaksanakan syariat islam, bergelar haji, dahinya hitam, menggunakan sorban, menggunakan sarung, peci, berjilbab dan selalu memegang tasbih. Bukan pula sekedar membangun mesjid, menjadi pengurus mesjid, mengadakan majelis taklim, mendengar ceramah islam dan kegiatan islam lainnya. Menyandang gelar muslim hendaknya menjadi contoh dalam kejujuran, kebenaran dan kebajikan.

Tidak ada paksaan dalam islam

 “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al_Quran untuk pelajaran , maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. “(QS.AL_QAMAR, 32).
“Kami tidak menurunkan Al_Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah”. (QS.THAAHAA,2,3).

“ Dan sesungguhnya kami menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas dan tidak ada yang ingkar kepadanya melainkan orang-orang yang fasik” (QS.Al_BAQARAH, 99). “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu bagimu, maka apakah kamu tiada memahaminya? (QS.AL_ANBIYAA’, 10).

 “Tidak ada paksaan untuk memasuki islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”. (QS.AL_BAQARAH, 256).

Al_Quran sebagai hakim, sebagai alat koreksi dan instrospeksi diri, islam tidak mengajarkan untuk meneliti dan mengkoreksi keyakinan orang lain, mengkafirkan aliran atau golongan lain, apalagi menvonis orang atau aliran lain itu sesat. Karena islam tidak mengenal aliran, mazhab, golongan, sekte dan partai islam.
Islam sebagai agama toleran yang penuh kedamaian dan penuh dengan kasih sayang, maka seorang muslim hanya dituntut berakhlaq mulia, jujur, bertutur kata santun, berprilaku sopan dan dapat menjaga perasaan orang lain. Sehingga seorang muslim dapat menjadi contoh dan dapat bermanfaat bagi umat lainnya.

Aliran Sesat dalam pandangan Islam

“Ini adalah satu surat yang kami turunkan dan kami wajibkan menjalankan hukum-hukum yang ada di dalamnya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.” (QS.AN_NUUR, 1).

Belajar kepada sejarah iblis, yang dimaksud sesat bukan karena iblis tidak beriman  adanya Allah, bukan tidak  beriman adanya malaikat dan bukan pula karena tidak beriman dengan adanya Nabi, tetapi iblis divonis sesat karena ingkar kepada perintah Allah dan tidak mau bertaubat. Sedangkan mereka yang tidak beriman kepada Allah, tidak beriman kepada Rasul Nya dan tidak beriman kepada Al_Quran, mereka termasuk sesat yang nyata. Keberadaan mereka tidak perlu dipersoalkan dan diperdebatkan lagi, karena mereka telah tersesat sejauh-jauhnya.

 “Alif Lam Ra, inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci*) yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Tahu. Agar  kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu dari pada Nya.” (QS.HUD,1,2).
Al_Quran terperinci mengenai Ketauhidan (Ke Esaan Allah), syariat, hukum, akhlaq, peringatan, larangan, janji, ilmu pengetahuan, budaya, pemerintahan, perkawinan, pergaulan dll. Dengan berpegang teguh kepada Al_Quran dan Hadits maka manusia tidak akan tersesat selamanya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul Nya dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS.AL_ANFAAL, 27). “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan”. (QS.AN_NISA’, 14).

Surah Hud, 1,2 menjadi bukti bahwa yang dimaksud sesat yaitu adanya pengingkaran terhadap semua amanah Allah, dan tidak mau menjalankan semua hukum-hukum Allah.  Seperti pengingkaran terhadap Tauhid islam, pemerintahan islam, ekonomi islam, hukum islam, pendidikan islam, perdagangan islam, perkawinan islam, pergaulan islam, budaya islam, berbakti kepada orang tua, kesehatan, perjanjian islam dsb.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al_Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS.MUHAMMAD, 24).  “Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.(QS.AL_HAJJ, 46). 

“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul Nya, Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan “ (QS.AL-AHZAB, 57). “Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang munafik”. (QS.AL_AHZAB, 11).

Dalang dan  pelopor aliran sesat

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu manusia.” (QS.AL_AN’AAM, 112).
 “Pada akhir zaman nanti banyak orang beribadah bodoh dan jahil karena ajaran ulama suu’ (jahat) dan fasik, ajarannya sesat dan menyesatkan, mereka alim dalam lidah dan penampilan tetapi bodoh hati dan amalnya” (HR,Muslim).

Umat islam harus mengenal betul siapa yang dimaksud dengan syaitan jenis manusia dan ulama sesat. Selanjutnya Al_Quran akan menjelaskan secara detail, siapa sebenarnya yang dimaksud dengan syaitan jenis manusia dan ulama sesat itu. Dengan penjelasan itu diharapkan tidak ada lagi umat islam yang terjerumus, tertipu dan terjebak dalam aliran sesat yang menyesatkan.

”Orang-orang yang munafiq itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. ….. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu”. (QS.AT_TAUBAH, 64).

“Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?” (QS.MUHAMMAD, 29), “Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka”.(QS.AL_INSYIQAQ, 23).

Allah tidak pernah takut untuk mengungkap siapa sebenarnya ulama sesat pengikut iblis. Karena semua maksiat dan kejahatan yang dilakukan oleh iblis atau yang dilakukan jahiliyah telah dicatat dan diabadikan dalam ayat-ayat Al_Quran. Sehingga ayat-ayat tersebut menjadi peringatan bagi manusia yang datang sesudahnya, agar tidak ada lagi manusia yang berani mengulangi dan menyuburkan kembali maksiat dan kejahatan di bumi Allah. Tidak adalagi orang yang mengaku muslim berani melakukan pertumpahan darah dan membuat kerusakan di bumi Allah.

Beberapa ciri ulama sesat, baik dari sisi ajaran, sifat , karakter dan prilakunya sbb :

1. Ulama sesat hanya mengajarkan ilmu syariat kepada pengikutnya dan mengabaikan ilmu Tauhid. Ulama jahat akan berfatwa bahwa ilmu Tauhid itu sulit, apabila dipelajari anak muda, maka anak muda itu akan gila, sedang kalau dipelajari orang tua, maka orang tua itu tidak akan mampu atau tidak akan sanggup memahaminya.
2. Ulama sesat dan pengikutnya mempunyai sifat dan karakter seperti iblis, keras kepala, mau menang sendiri, hanya mereka yang paling dekat kepada Allah, orang lain jauh dari Allah. Mereka mengaku Ahli Sunnah wal jamaah, orang lain itu ingkar sunnah, hanya mereka pewaris Nabi, orang lain itu bid’ah dsb.
 Itulah potret ulama pada zaman modern, tidak salah kalau umat islam dewasa ini bagaikan buih di pantai. Jangan heran kalau sesama muslim, “saling dengki, saling iri, saling menfitnah, saling menipu timbangan, saling menghujat, saling membenci, saling membelakangi, saling mendholimi, saling menelantarkan, membohongi, saling mencurangi dan merendahkannya saudaranya sesama muslim, bahkan sesama muslim telah saling menjatuhkan, saling membunuh karena hal yang sepele, telah halal darahnya, hartanya dan kehormatannya”. Itulah karakter dan prilaku jemaah ulama jahat.
3. Ulama, kiyai, ustadz dan pengikutnya mencampur adukkan antara haq dan bathil. Mereka melaksanakan shalat, haji, umroh, puasa, sedekah dsb, tetapi mereka masih tetap melakukan maksiat dan kejahatan. Semua amal ibadahnya tidak dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.  Mereka mempunyai penyakit hati kronis yang tidak bisa diobati, mereka berpenyakit jiwa dan gila. Buktinya dengan mengatas namakan islam, dan dengan berlindung dibalik panji dan jubah islam, mereka menebar teror, membuat resah dan menciptakan rasa takut yang sangat.  

Penista dan Pendusta agama.

Penista dan pendusta agama adalah kelompok manusia jenis syaitan pengikut dari ulama sesat yang tidak takut kepada Allah. Mereka hanya santun dan patuh di  depan ulama, tetapi dibelakang ulama mereka lebih sadis, lebih beringas, lebih kejam, lebih tidak bermoral dari jahiliyah.
Keberanian jemaah ulama sesat sangat luar biasa, mereka mengaku bertuhankan kepada Allah, tetapi mereka berani korupsi berjemaah, melakukan pemerkosaan berjemaah, pesta sex berjemaah, merampok berjemaah, pesta miras berjemaah, berjudi berjemaah, membuat VCD porno berjemaah, selingkuh berjemaah, membunuh berjemaah disertai mutilasi, tawuran berjemaah antar universitas islam,  dsb. Bahkan mereka berani melakukan maksiat dan kejahatan yang tidak pernah dilakukan oleh jahiliyah, iblis dan binatang sekalipun. 
 Seperti seorang ayah memperkosa anak kandung, anak memperkosa ibu kandung, anak membunuh ibu kandung, adik membunuh kakak, kakak memperkosa adik, selingkuh sesama teman, menjual anak, perampokan dengan pembunuhan, pembunuhan dengan mutilasi, sodomi dengan mutilasi dsb. Sebagai penista dan pendusta agama, mereka berdalih dengan alasan, bahwa  melakukan maksiat dan kejahatan itu karena terpaksa, karena membela diri, khilaf, tekanan politik, tekanan atasan, tekanan ekonomi dan melakukan meksiat itu biasa dan menusiawi.

Selanjutnya Al_Quran akan menjelaskan dan membuktikan, pelanggaran apa saja yang dilakukan ulama sesat dan pengikutnya. Islam hanya perlu kejujuran, ayat-ayat ini bukan untuk diperdebatkan dan saling menyalahkan, tetapi hanya sebagai dasar untuk mengkoreksi dan instrospeksi diri  sbb :

1.Melaksanakan Shalat mabuk.

 “Sesungguhnya beruntunglah orang mukmin yaitu orang yang KHUSYU’ shalatnya”. (QS.Al_MU’MINUN,1-2).“Hai orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Khusyukeadaan MABUK, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,” (QS.AN_NISAA’, 43).

Shalat khusyu’ adalah bentuk pengabdian yang tulus dan ikhlas dari seorang hamba, sedangkan shalat mabuk atau lalai dalam shalat adalah bentuk pengingkaran, bentuk kejahatan dan bentuk pengkhianatan tersembunyi yang tidak diampuni Allah.
Karena  dalam amal ibadah, Allah tidak melihat gerakan tubuh, merdu bacaannya, pakaian yang indah, gelar ulama, kiyai dan ustadz. Allah juga tidak menilai keturunan siapa, wajah yang tampan, sorbannya, tasbihnya, janggutnya dan dahi yang hitam, tetapi Allah hanya menilai dan memperhatikan hati hamba Nya.
Shalat dijadikan parameter seorang muslim, karena shalat mempunyai beberapa keistimewaan dan keutamaan dari ibadah lainnya sbb :

1.      Ibadah shalat adalah satu-satunya ibadah yang langsung disampaikan Allah kepada Rasulullah di Sidratul Munthaha dengan melalui peristiwa Isra’ Mi’raj.
2.       Ibadah shalat mengandung perintah Tauhid dan perintah syariat. Artinya ada perintah kepada Ruh untuk ingat Allah, dan perintah kepada jasad untuk melaksanakan rukunnya. Ibadah shalat merupakan perpaduan antara amal bathiniyah dan amal lahiriyah atau amal hati dan amal jasad.
3.      Ibadah shalat merupakan ibadah puncak tertinggi dari pengabdian seorang hamba. Shalat khusyu’ yang dilakukan dengan ruh dan jiwanya, menjadi dambaan setiap muslim.
4.      Ibadah shalat sebagai penghisab bagi ibadah lainnya, apabila baik shalatnya maka baik pulalah seluruh amal ibadahnya, apabila rusak shalatnya maka rusak pulalah seluruh amal ibadahnya.
5.      Ibadah shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Tidak ada shalat baginya apabila masih  berani melakukan perbuatan keji dan munkar di bumi Allah.

Selanjutnya Al_Quran akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan penyembahan atau dalam islam dikenal dengan ibadah shalat ,

“Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara Kami dengan kamu, bahwa Kami tidak tahu menahu tentang penyembahan kamu kepada Kami*) (QS.YUNUS, 29). *) Maksudnya : orang-orang yang menyembah berhala itu sebenarnya bukanlah menyembah berhala, hanyalah menyembah hawa nafsu mereka sendiri, karena hawa nafsu merekalah yang menyuruh menyembah berhala.

Surah Yunus 29 ini sangat jelas, bahwa jasad manusia pada hakikatnya hanya mengikuti kemauan hati, pikiran dan nafsu. Hati, pikiran dan nafsu manusia itulah yang telah menyeret manusia menyembah patung, dalam islam mereka disebut jahiliyah atau manusia bodoh dan tolol. Sedangkan manusia yang melaksanakan shalat, tetapi hati dan pikirannya ingat patung, maka dalam islam mereka disebut aliran sesat.
Untuk lebih jelasnya, tidak ada bedanya antara orang yang secara fisik menyembah patung dan berhala, dengan orang yang sembahyang di dalam mesjid tetapi hati dan pikirannya ingat kepada patung dan berhala. Dengan kata lain tidak ada bedanya antara jahliyah yang menyembah patung, dengan aliran sesat yang melaksanakan shalat tetapi hatinya ingat patung. Dalam ayat Al_Quran itulah yang disebut dengan shalat mabuk.

Yang dimaksud dengan shalat mabuk, jelas bukan mabuk karena minuman keras atau mabuk karena makan zat yang memabukkan, tetapi mabuk karena hati dan pikiran tidak focus kepada Allah. Dengan kata lain, shalat mabuk adalah shalat yang tidak mempunyai ruh dan jiwa, atau shalat hanya mengikuti kemauan hawa nafsu.
Bagi pengikut aliran sesat atau mereka yang terlanjur mengaku muslim, memang sangat sulit untuk membedakan antara melaksanakan perintah Allah, dengan mengingat Allah.  Mereka berpendapat bahwa tidak ada perbedaan antara mengingat Allah dengan melaksaakan perintah Allah. Shalat itu mengingat Allah, atau yang dikatakan ingat Allah itulah shalat. Pengikut aliran sesat, tetap bersikukuh bahwa yang dikatakan shalat adalah, memenuhi rukun dan syarat shalat, menghadap kiblat, membaca ayat, takbir, ruku’ dan sujud sampai salam.
 Mereka shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban, shalat hanya ingin menunjukkan bahwa dia muslim. Mereka shalat takut disebut kafir, makanya mereka tidak perduli dengan bathinnya, apakah diwaktu shalat pikirannya ingat berhala, patung, sapi, pohon, keris, dompet, motor, laptop, pelajaran dsb.
 Mereka hendak menipu semua manusia, tetapi mereka lupa bahwa Allah Maha Melihat, padahal Allah selalu memperhatikan hati hamba Nya, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya”. (QS.AL_ANFAL, 27). ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.” (QS.QAAF, 16).
 “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka.” (QS.AN_NISAA’, 108). “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”. (QS.AL_BAQARAH,9).
Masalah ayat-ayat yang berkaitan dengan shalat khusyu’ dan shalat mabuk, tidak pernah dibicarakan dan didiskusikan oleh pengikut NU dan Muhammadiyah. Mungkin mereka takut, apabila membahas shalat khusyu’ sama saja akan membongkar kedok, aib dan hanya membuat malu diri sendiri.
Pengikut aliran sesat boleh saja bungkam seribu bahasa, tetapi ayat Al_Quran tetap akan menjelaskan sebab terjadinya shalat mabuk, yaitu orang yang telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” (QS.JAATSIYAH, 23). “Terangkanlah kepada KU tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya”. (QS.AL_FURQAAN, 43).
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (QS.AN_NAJM, 23).

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah,  bahwa sessungguhnya golongan syaitan itu golongan yang merugi.” (QS.AL_ MUJAADILAH, 19).
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonon, binatang-binatang yang melata.” (QS.AL_HAJJ, 18).

Sebagai perbandingan, Al_Quran akan menjelaskan bagaimana makhluq lainya melakukan perintah sujud dengan syariat yang telah ditentukan. Ternyata perintah sembah tidak hanya berlaku bagi manusia saja, tetapi berlaku juga bagi semua makhluq Ciptaan Allah lainnya. Seperti langit, bumi, pasir, batu, pohon, binatang, matahari gunung, bulan, burung dsb, wajib sujud kepada Allah.

Mungkin penjelasan ini akan sedikit menyadarkan aliran sesat, bagaimana makhluq lainnya menyembah Allah. Seperti matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang  dan sebagainya, ketika sujud kepada Allah, mereka hanya ingat Allah dan sedikitpun tidak ingat  kepada manusia. Ternyata makhluq lain itu lebih cerdas dari manusia.
Kembali ke contoh jahiliyah, kalau mereka ingin sujud kepada tuhannya, mereka mendatangi berhala, patung, sapi, pohon, keris, kemudian menyembahnya, itu karena mereka bodoh dan tolol, karena berhala, patung, sapi dan pohon itu dianggap tuhannya.  Bagaimana dengan pengikut aliran sesat, mereka  mengaku bertuhan kepada Allah, melaksanakan shalat dalam mesjid, tetapi hati dan pikirannya, ingat kepada berhala, patung, sapi, pohon dan keris, inilah yang dimaksud menyembah hawa nafsu.

Agar lebih detail, maka Al_Quran akan menjelaskan, hawa nafsu apa saja yang selalu muncul, ketika manusia melaksanakan shalat.
“Dijadikan indah pada pandangan manusia  (nafsu) kecintaan kepada apa yang diingini, yaitu : wanita, anak, harta yang banyak, emas, perak, kuda pilihan dan sawah ladang, di sisi Allah lah tempat kembali”. (QS,ALI_IMRAN,14).

Mungkinkah pengikut aliran sesat akan memungkiri kebenaran ayat ALI IMRAN, 14.  Padahal Sudah jelas bahwa yang dimaksud  nafsu adalah angan-angan atau khayalan yang selalu hadir ketika melakukan shalat. Tidak heran kalau pengikut aliran sesat, sangat bingung, was-was dan gelisah ketika mau shalat. Dimulai dari takbir mereka ingat isteri, baca fatihah ingat anak, baca ayat ingat pacar, ruku’ ingat pangkat, I’tidal ingat jabatan, sujud ingat HP, duduk ingat mobil, sampai salam ingat motor.
Itulah yang dimaksud dengan sjhalat mabuk, shalat yang dilakukan tanpa ruh dan jiwa. Hati mereka telah dikuasai iblis, mereka shalat dalam keadaan mabuk,  sambil melamun dan berkhayal. Namun pengikut aliran sesat berdalih, bahwa khusyu’ tidak khusyu’ dalam shalat itu bukan urusan manusia, tetapi urusan Allah.

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah,  bahwa sessungguhnya golongan syaitan itu golongan yang merugi.” (QS.AL_ MUJAADILAH, 19).
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (QS.AN_NAJM, 23). “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah.” (QS.AL_BAQARAH, 165).

Ayat tersebut di atas telah menjadi bukti nyata akan keberadaan aliran sesat, atau masih banyak ulama, kiyai dan ustadz sesat yang melaksanakan shalat mabuk. “yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan dengan menyembah berhala itu tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (QS. AN_NISAA’, 117). “Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan”. (QS.AL_MUJAADILAH, 58).  “Mereka itu seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.  (QS.AL_A’RAAF,179).

“Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka”. (QS.MUHAMMAD, 28).

2. Penyelewengan makna Khusyu’

Ulama sesat menyadari bahwa dirinya tidak mengerti khusyu’ dan tidak tahu bagaimana caranya mengajarkan shalat khusyu’. Mereka bingung  menghadapi pertanyaan para jemaahnya yang masih melaksanakan shalat mabuk, tetapi ulama sesat tidak pernah kehabisan akal. Untuk mengelabui dan meredam pertanyaan pengikut atau jemaahnya, maka ulama sesat itu mengeluarkan  fatwa bahwa,
Untuk mencapai shalat khusyu’ itu tidak mudah, bahkan para sahabat Nabi pun sulit mendapatkannya. Kita sebagai umatnya memang sulit mencapai shalat khusyu’ dan kalau tidak khusyu’ itu sangat manusiawi. Karena khusyu’ tidak khusyu’ itu urusan Allah bukan urusan manusia, masalah keyakinan adalah urusan masing-masing individu, manusia tidak berhak menilai dan mencampurinya”.  
Ternyata fatwa itu, tidak menyelesaikan masalah, karena masih banyak umat yang merasakan bingung dan gelisah dalam shalat. Untuk menghilangkan rasa gelisah dan bingung dalam shalat para jemaahnya, maka dibentuklah “Pelatihan Shalat Khusyu’ “, dengan menyampaikan beberapa pengertian khusyu’ sbb :

1. Shalat khusyu’,  umat harus bisa mengerti bahasa Arab, artinya dan maknanya.  Dalam setiap membaca  surat, maka dilisan bahasa Arab dan  di dalam hati usahakan bahasa Indonesia (bagaimana orang Cina,   Inggris dan Jerman sampai saat ini mereka tidak menjelaskan).
2. Shalat khusyu’,  harus bisa membayangkan Allah sedang melihat kita, kalau tidak  bisa, yakinlah Allah pasti melihat kita.
3. Shalat khusyu’, tidak boleh banyak gerak dan fokuskan pandangan pada satu titik di sajadah.
4.   Shalat khusyu’,  harus seperti di depan Ka’bah dan bisa merasakan kita kecil.
5.  Shalat khusyu’, rasakan seperti ada angin dan  usahakan sampai semua bulu roma merinding.
6.  Shalat khusyu’, usahakan kondisi hati dan pikiran kosong seperti kosongnya ruang Ka’bah.
7. Shalat khusyu’, seperti ada cahaya terang benderang  sehingga merasa bahagia diwaktu shalat.
8. Shalat khusyu’, kalau kita bisa mengikuti jalan nafas sambil menyebut Allah...…Allah, bahkan masih banyak makna shalat khusyu’ yang dijelaskan oleh ulama jahat  melalui siaran Televisi, yang tidak jelas dasar ayatnya.

Pengertian khusyu’ tersebut jelas tidak masuk akal, sesat meyesatkan dan ngawur. Bahkan masih banyak penjelasan yang tidak mempunyai dasar ayat Al_Quran, dalil, hadits dan riwayat yang selalu disampaikan dalam setiap Pelatihan shalat khusyu’, ceramah, dakwah di Televisi, masjid dan Pesantren. Bagaimana umat islam bisa melaksanakan shalat khusyu’, kalau  penjelasan makna khusyu’ itu hanya akal-akalan ulama jahat dan merupakan pepesan kosong.

Adanya “Pelatihan Shalat Khusyu’ “ juga menjadi bukti bahwa banyak ulama, kiyai, ustadz dan pengikutnya masih melaksanakan shalat mabuk. Faktanya penjelasan itu tidak ada satupun ulama yang membantahnya, bahkan penjelasan itu diterima dan diakui oleh semua ulama, kiyai dan ustadz dari semua golongan, aliran, mazhab dan sekte. Tetapi anehnya setiap ulama, kiyai dan ustadz tidak bisa memberikan jawaban yang pasti, apa sebenarnya yang dimaksud dengan shalat khusyu’.

“Barang siapa yang tidak mau mengingat AKU (Allah) maka sesungguhnya dapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang yang buta.” (QS.THAHA,124).
“ Dan sebutlah Tuhanmu dan beribadatlah kepada Nya dengan sepenuh hati.” (QS.AL_MUZAMMIL, 8). “Dan bagi pria yang banyak mengingat kepada Allah, dan bagi wanita yang banyak ingat kepada Allah, disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Allah. ”(QS.AL_AHZAB, 35).

3.Memecah belah umat islam.

 “Tegakkanlah agama, dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. (QS.ASY_SYUURA, 13).

Tidak ditemukan satu ayat pun yang menyebutkan bahwa perbedaan itu hikmah, yang ada dalam ayat Al_Quran adalah berbeda sampai terjadinya perpecahan itu adalah pekerjaan syaitan, “Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS.AL_ISRA’, 53 ). “Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (QS.AR_RUUM, 32).  “Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.” (QS.YUNUS, 19). ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.” (QS.QAAF, 16).
Sudah jelas bahwa perbedaan yang akhirnya menimbulkan perpecahan itu adalah pekerjaan syaitan. Agen iblis yang bergelar ulama dan kiyai, telah berhasil memecah umat islam  dalam banyak aliran, mazhab, sekte , golongan dan partai. Bahkan syaitan pun berhasil membentuk jemaah kelompok koruptor, kelompok markus, mafia hukum, mafia peradilan dsb.

“Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah, yang demikian itu kerena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti”. (QS.AL_HASYR, 14).
 “Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan”. (QS.AL_BAQARAH, 213).
                                                

4.Membiarkan maksiat dan kejahatan tumbuh subur.

 Para ulama jahat  telah menjadi pendekar dan pengawal maksiat dan kejahatan, dengan membiarkan umat islam melakukan korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, pesta sex remaja, pesta miras, kecurangan dalam Pilkada dan Pileg dll. Mereka juga membiarkan konflik Aceh, konflik Poso, Ambon, Papua, Makassar, Sampit. Membiarkan tawuran antar pelajar, anatar mahsiswa, antar kampung, antar supporter bola dsb.
“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat”. (QS.AL_MAA-IDAH, 79). “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu”. (QS.AL_AN’AAM, 123).
Al_Quran telah memperingatkan bahwa umat islam adalah sebaik-baik contoh dan menjadi rahmatan lilalamin, namun banyak umat yang mengaku muslim, yang berprilaku seperti budak iblis bin dajjal. Bahkan pengikut aliran sesat yang mengaku muslim, sudah terlibat langsung sebagai pelaku maksiat dan kejahatan. ”Dan hendaklah ada di antara segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan , menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, merekalah yang beruntung.” (QS.ALI_ IMRAN,104).

 “Hai orang yang beriman janganlah kamu mengambil jadi pimpinanmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan.” (QS.AL_MAA-IDAH, 57). Sungguh bangsa ini tidak tahu diri, dan tidak tahu berterima kasih kepada Allah. Padahal mereka hidup di bumi Allah, mendapat limpahan rezeki dari Allah, tetapi mereka berkhianat kepada Allah.

5.Komersialisasi dakwah.

“Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasyik.(QS.AT_TAUBAH,8).

Ulama sesat tidak pernah malu dan takut kepada Allah, mereka berani menjual ayat Al_Quran hanya untuk mengisi rekening tabungannya dan untuk biaya menambah isteri muda,   “Katakanlah (hai Muhammad) : ”Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas dakwahku, dan bukankah aku termasuk orang-orang yang mengada-ngadakan”. “Al_Quran tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.” (QS.SHAD, 86, 87). Katakanlah : ”Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan Al_Quran. “Al_quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat”. (AL_AN’AM, 90). Ulama sesat hanya bisa membual dihadapan para pejabat, para penguasa, pengusaha dan orang kaya, ulama sesat hanya berharap mendapat santunan dan bantuan HP serta BMW.

Lebih ironis, para pengkut aliran sesat telah menjual ayat-ayat Al_Quran dengan harga yang sedikit dan murah. Ayat-ayat Al_Quran telah dijadikan alat untuk mengemis,meminta-minta, mengamen, meminta sumbangan di pinggir jalan, meminta sedekah dsb. Mereka telah menista  islam, melecehkan islam dan mempermalukan islam. Pantas kalau penganut agama lain tidak pernah sungkan, takut dan menghormati pemeluk agama islam.

6.Gelar ala jahiliyah

“Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?” (QS.MUHAMMAD, 29), “Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka”.(QS.AL_INSYIQAQ, 23).

 “ Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada. (QS.AL_HAJJ, 46).  ”Dan barangsiapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan yang benar.” (QS.AL_ISRA,72 ).

Ulama sesat sangat gemar dengan gelar seperti kiyai, ustadz, prof.islam, DR.islam, Sarjana islam dan Cendekiawan muslim, padahal tidak ditemukan satu ayatpun dalam Al_Quran tentang gelar itu.  Mereka berharap dengan gelar itu, dapat lebih diakui dan dihormati oleh manusia, mereka tidak perduli bagaimana bencinya Allah dan para Malaikat Nya. 

Gelar ulama, kiyai dan ustadz, yang mereka sandang pun tidak berdasar Al_Quran dan Hadits.  Gelar ulama mereka hanya berlaku pada aliran, golongan dan kelompoknya saja, dan tidak diterima oleh aliran dan kelompok lain. Sebagai contoh, ulama NU hanya berlaku dalam kalangan atau golongan NU, tetapi tidak diakui dan dipercaya oleh kelompok LDII dan Muhammadiyah. Sebaliknya ulama Muhammadiyah hanya berlaku dan diakui dalam kelompok Muhammadiyah, tetapi tidak diakui dan dipercaya oleh kelompok NU atau LDII.

7.Membiarkan perbudakan modern.

Pada zaman Rasulullah perbudakan telah dihapuskan, karena dalam islam, tidak dibenarkan adanya perbudakan, walaupun dengan dalih apapun.  Ulama sesat, kiyai pengkhianat dan ustadz bejat  di Indonesia justru tidak memperdulikan nasib para TKI dan TKW yang sangat mengenaskan. Mereka menutup mata, menutup telinga dan menutup hati atas bencana yang telah menimpa para buruh pabrik, TKI dan TKW.

8. Membiarkan budaya Jahiliyah.

            Budaya jahiliyah yang dilakukan oleh orang yang mengaku muslim, juga dibiarkan tumbuh subur, seperti memandikan keris di bulan suro, melakukan ruwatan laut, selamatan hasil bumi, mengkeramatkan pohon, mengkeramatkan batu, gunung, kerbau, laut selatan. Memberi sesajen di sawah, sesajen di rumah tua, sesajen di kuburan dsb.

Menyadarkan aliran sesat

“Dan sesungguhnya kami telah mengulang-ngulangi bagi manusia dalam Al_Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluq yang paling banyak membantah”.(QS.AL_KAHFI, 54). “ Dan sesungguhnya dalam Al_Quran ini kami telah ulang-ulangi peringatan – peringatan , agar mereka selalu ingat . Dan ulangan-ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran.” (QS.AL_ISRA’, 41).
“ Kemudian Dia menjadikan keturunannya (cucu Adam), dari sari pati air yang hina lagi kotor , kemudian Dia meniupkan ke dalam tubuhnya Ruh ciptaan Nya.” (QS.AS_SAJDAH, 9,10). “ Dan sesungghnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. “ Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh yaitu rahim. “ Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari kiamat.” (QS. AL_MU’MINUN, 12 s/d 16).

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS.AN_NAHL, 78).

Al_Quran telah memperigatkan agar manusia tidak lupa diri, bahwa dirinya diciptakan dari unsur roh dan jasad. Roh diciptakan di alam Tauhid, sedamgkan jasad diciptakan dari sperma yang hina di alam kandungan. Allah jualah yang telah mempertemukan roh dengan jasad di alam rahim, kemudian dihidupkan di bumi Allah, mendapat fasilitas kenikmatan yang tidak sanggup dihitungnya, sesungguhnya manusia itu tidak berarti dan sangat hina dihadapan Allah.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan“ (QS.AR_RAHMAAN).

Allah Maha Pencipta Semesta Alam, Allah tidak membutuhkan ruang, waktu dan gerak. Dengan demikian tidak bertambah sedikitpun ke Muliaan dan ke Agungan Allah, seandainya semua makhluq beribadah kepada Nya, dan tidak pula berkurang sedikitpun ke Muliaan dan ke Agungan Allah, seandainya semua makhluq berkhianat kepada Nya. Oleh sebab itu tidak ada paksaan dalam islam, Allah tidak butuh pembela, pendekar, laskar dan prajurit islam. Kasih Sayang dan Rahmat Allah, hanya akan tercurah kepada manusia yang mempunyai hati yang selalu ingat kepada Allah, taat kepada Allah, yang teraplikasi dalam hidup jujur, ikhlas, ridho dan berakhlq mulia.

“Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat Nya, hukum-hukum Nya supaya kamu memahaminya. (QS.AL_BAQARAH, 242)

Said Al-Fatah, 085277071104 / 085881969599
Jl.Bangdes 119  –Tumpoh Teungoh
 Lhouk Seumawe -  Aceh Utara.