Selasa, 28 Juni 2011

Pelatihan Shalat Khusyu’ Praktek shalat mabuk.


Pelatihan Shalat  Khusyu’
Praktek shalat mabuk.

 “Sesungguhnya beruntunglah orang mukmin yaitu orang yang KHUSYU’ shalatnya”. (QS.Al_MU’MINUN,1-2).
 “Hai orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan MABUK, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,” (QS.AN_NISAA’, 43).
Ibadah shalat dalam islam menjadi tolok ukur bagi seorang muslim. Oleh sebab itu tidaklah dikatakan muslim kalau tidak melaksanakan shalat, dan tidak dikatakan melaksanakan shalat kalau tidak khusyu’ dan tidak dikatakan khusyu’ kalau tidak ingat Allah. Artinya khusyu’ atau ingat Allah dalam shalat menjadi kata kunci dalam ibadah shalat.
Sedangkan yang dimaksud dengan shalat mabuk adalah shalat yang dilakukan sambil berkhayal dan melamun, dimana hati dan pikirannya lupa kepada Allah.  Sekarang timbul pertanyaan bagaimana untuk membedakan antara orang yang melaksanakan shalat khusyu’ dengan  orang yang melaksanakan mabuk.
Karena secara kasat mata, tidak ada bedanya antara satu muslim dengan muslim lainnya dalam melaksanakan shalat. Mereka sama-sama melakukan gerakan takbir, sama-sama rukuk, sama-sama I’tidal, sama-sama sujud, sampai mengakhiri dengan salam. Begitupun dari sisi bacaan, setiap muslim dapat dipastikan  sama-sama melafazkan ayat-ayat Al_Quran.
Agar tidak terjadi saling menyalahkan, saling mengkafirkan dan saling tuduh, maka Al_Quran akan menjelaskan perbedaan pengertian antara shalat khusyu’ dengan  shalat mabuk. Sehingga tidak terjadi lagi perdebatan antara umat islam, tidak lagi saling mengkafirkan dan menuduh sesat.
 “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (QS.AL_ISRA’, 14).
Pengertian sembah dalam ayat Al_Quran

“Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara Kami dengan kamu, bahwa Kami tidak tahu menahu tentang penyembahan kamu kepada Kami*) (QS.YUNUS, 29). *) Maksudnya : orang-orang yang menyembah berhala itu sebenarnya bukanlah menyembah berhala, hanyalah menyembah hawa nafsu mereka sendiri, karena hawa nafsu merekalah yang menyuruh menyembah berhala.

Umat islam harus memahami bahwa tidak ada bedanya  antara orang yang menyembah patung dan berhala secara fisik,  dengan orang shalat tetapi hatinya ingat patung dan berhala. Sebagai contoh pembanding sbb :

1.      Kaum jahiliyah mendatangi patung dan berhala, kemudian secara fisik menyembahnya, karena hati dan pikirannya hanya ingat patung dan berhala itu dianggap sebagai tuhannya.
2.      Orang islam mendatangi mesjid, kemudian secara fisik melaksanakan shalat, tetapi hati dan pikirannya ingat kepada patung dan berhala, karena mereka tidak tahu bagaimana mengingat Tuhannya.

Dengan demikian tidak ada bedanya antara jahiliyah dengan orang yang mengaku muslim. Jahiliyah adalah manusia bodoh dan tolol yang tidak mengerti dan memahami Tauhid, menganggap bahwa menyembah berhala, patung, sapi, pohon, keris dsb,  itu adalah menyembah tuhan.  Mereka tidak mengerti bahwa berhala, patung, pohon, keris itu juga makhluq Tuhan. Mereka tidak bisa membedakan antara Tuhan sebagai Pencipta makhluq Semesta Alam, dengan makhluq Ciptaan Allah,  Tuhan Semesta Alam.

Sedangkan orang yang mengaku muslim., yang tidak memahami dan mengerti Tauhid, tidak bisa membedakan antara mengkhayal ingat berhala, patung, pohon, keris ketika shalat, dengan mengingat tuhan. Orang munafiq tidak akan  mengerti bahwa melaksanakan shalat dengan tata cara islam di dalam mesjid, tetapi hati dan pikirannya ingat kepada berhala, patung, sapi, pohon dan keris, pada  prinsipnya sama dengan penyembah berhala dan patung secara fisik.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya”. (QS.AL_ANFAL,27).
”Dan Allah untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”. (QS.ALI_IMRAN, 154).
 “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka.” (QS.AN_NISAA’, 108). “yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan dengan menyembah berhala itu tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (QS. AN_NISAA’, 117).

“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (QS.AN_NAJM, 23). “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu akan diminta pertanggung jawaban.” (QS.AL_ISRA’, 36). ”Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa yang ada di langit  dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.ALI_IMRAN,29).
Shalat KHUSYU’, hati yang ingat kepada Allah
“Dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia shalat” (QS.AL_A’LA,15). “Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain AKU, maka sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat AKU”. (QS.THAHA,14).
“Sesungguhnya beruntunglah orang mukmin yaitu orang yang KHUSYU’ shalatnya”. (QS.Al_MU’MINUN,1-2).
Ibadah shalat merupakan jihad yang paling besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan shalat wajib ingat kepada Allah, diwaktu takbir ingat kepada Allah, ruku’ ingat kepada Allah, I’tidal ingat Allah, sujud ingat kepada Allah dst.
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS.AR_RA’D, 28).
Ciri utama orang yang melaksanakan shalat khusyu’ adalah mempunyai akhlaq mulia, selalu berkata jujur, berlaku sopan, bertutur kata santun, menghargai orang lain dan selalu menjaga perasaan orang lain. Mereka sangat menjauhi keji dan munkar, jangankan untuk melakukan maksiat dan kejahatan,  untuk mendekatpun mereka takut. Sesungguhnya merekalah yang mendapat perlindungan dan pertolongan dari Allah.
“Dan bagi pria yang banyak mengingat kepada Allah, dan bagi wanita yang banyak ingat kepada Allah, disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Allah”. (QS.AL_AHZAB, 35).
Shalat Mabuk, hati yang lupa kepada Allah.
“Hai orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,” (QS.AN_NISAA’, 43).
Shalat mabuk ini sangat dibenci Allah, bahkan Allah akan mempersulit dan menghinakan orang yang melakukan shalat mabuk, baik di dunia atau di akhirat.  “Barang siapa yang tidak mau mengingat AKU (Allah) maka sesungguhnya dapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang yang buta”. (QS.THAHA, 124).
Selanjutnya ayat Al_Quran menjelaskan, “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” (QS.JAATSIYAH, 23). “Terangkanlah kepada KU tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya”. (QS.AL_FURQAAN, 43).
Orang munafiq secara fisik memang melaksanakan shalat, tetapi hanya mengikuti hawa nafsunya dan mengikuti bisikan syaitan, sehingga mereka lupa kepada Allah. “Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan”. (QS.AL_MUJAADILAH, 58).
Bagaimana seseorang mengaku muslim, ulama, kiyai dan ustadz, kalau dalam shalatnya masih menyembah selain Allah,  “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah.” (QS.AL_BAQARAH, 165).  Mereka secara fisik melaksanakan rukun shalat , tetapi hati dan pikirannya ingat selain Allah atau lupa kepada yang memerintah shalat. “yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan dengan menyembah berhala itu tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (QS. AN_NISAA’, 117).
Penyebab terjadinya shalat mabuk orang munafiq, yang hanya memperturutkan hawa nafsunya.  “Dijadikan indah pada pandangan manusia  (nafsu) kecintaan kepada apa yang diingini, yaitu : wanita, anak, harta yang banyak, emas, perak, kuda pilihan dan sawah ladang, di sisi Allah lah tempat kembali”. (QS,ALI_IMRAN, 14).
Nafsu inilah yang selalu dimunculkan oleh iblis dalam shalat, sehingga banyak manusia shalat, ketika takbir dia ingat isteri, rukuk ingat anak, I’tidal ingat harta,  sujud ingat pangkat, rukuk ingat jabatan, membaca fatihah ingat sapi, kambing, ayam, HP, sampai dengan salam mereka berkhayal dan mabuk dunia.  Mereka hanya mereka-reka tuhannya, “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (QS.AN_NAJM, 23).
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu akan diminta pertanggung jawaban.”(QS.AL_ISRA’, 36). ”Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa yang ada di langit  dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.ALI_IMRAN,29).
Fenomena Pelatihan Shalat Khusyu’
 Fenomena pelatihan shalat khusyu’, yang menjamur dewasa ini, telah menjadi bukti adanya pelecehan dan penyelewengan makna khusyu’. Karena telah dijelaskan bahwa yang dikatakan melaksanakan shalat itu adalah shalat yang  khusyu’. Bagaimana mungkin para ulama, kiyai dan ustadz membuat pelatihan shalat khusyu’, kalau mereka sendiri tidak mengerti khusyu’, dan tidak pernah merasakan khusyu’.
“Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangkanya air oleh orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun”. (QS.AN_NUUR,39).
Pelatihan shalat khusyu’ ini, sungguh  aneh bin ajaib karena sama dengan ingin membuat pelatihan berbaris dan bertempur bagi militer . Atau ingin membuat pelatihan dan kursus bagi bebek yang ingin berenang. Sungguh naïf kalau masih ada orang mengaku islam, tetapi ingin belajar shalat khusyu’. Hal ini terjadi karena pada hakikatnya mereka tidak mengetahui apa itu khusyu’ sesuai ayat Al_Quran. “Di antara manusia ada orang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti langkah syaitan yang sangat jahat. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya” (QS.AL_HAJJ,8,74).
Lebih ironis, kalau mendengar penjelasan tentang shalat khusyu’ yang selalu disiarka melalui Televisi atau membaca dari buku tentang shalat khusyu’.  Mari kita simak bersama, apa yang disampaikan oleh ulama jahat tentang makna khusyu’, terhadap pengikutnya sbb :

  1. Shalat khusyu’,  umat harus bisa mengerti bahasa Arab, artinya dan maknanya, dalam setiap membaca surat, maka dilisan bahasa Arab dan  di dalam hati usahakan bahasa Indonesia (bagaimana orang Cina, Inggris dan Jerman sampai saat ini mereka tidak menjelaskan).
2.  Shalat khusyu’,  harus bisa membayangkan Allah sedang melihat kita, kalau tidak  bisa, yakinlah Allah pasti melihat kita.
  1. Shalat khusyu’, tidak boleh banyak gerak dan fokuskan pandangan pada satu titik di sajadah.
  2.  Shalat khusyu’,  harus seperti di depan Ka’bah dan bisa merasakan kita kecil.
  3. Shalat khusyu’, rasakan seperti ada angin dan  usahakan sampai semua bulu roma merinding.
  4.  Shalat khusyu’, usahakan kondisi hati dan pikiran kosong seperti kosongnya ruang Ka’bah.
  5. Shalat khusyu’, seperti ada cahaya terang benderang  sehingga merasa bahagia diwaktu shalat.
  6. Shalat khusyu’, kalau kita bisa mengikuti jalan nafas sambil menyebut Allah...…Allah, bahkan masih banyak makna shalat khusyu’ yang dijelaskan oleh ulama jahat  melalui siaran Televisi, yang tidak jelas dasar ayatnya.

Atas dasar ayat apa, dalil apa, hadits apa dan riwayat siapa penjelasan tersebut di atas. Penjelasan tersebut di atas, jelas  tidak masuk akal, lebih ngawur, sesat dan menyesatkan.  Dengan kata lain, penjelasan makna khusyu’ itu hanya akal-akalan ulama jahat dan merupakan pepesan kosong.

Anehnya penjelasan itu diterima oleh semua ulama, kiyai dan ustadz dari semua golongan, aliran, mazhab dan sekte. Akhirnya penjelasan itu telah menyebar luas di kalangan orang munafiq, dan telah dijadikan pedoman dalam melaksanakan shalat. Pertanyaannya, mungkinkah dalil itu bisa mengantarkan umat mencapai shalat khusyu’. Bagaimana mungkin umat islam akan melaksanakan shalat khusyu’ kalau tidak ada satupun dalil dari Al_Quran. Sungguh ironis, banyak umat islam mengikuti pelatihan shalat khusyu’, tetapi dalam praktek tetap melaksankan shalat mabuk.

 Peserta Pelatihan Shalat Khusyu’ berharap mendapat ridho Allah, namun nyatanya mereka akan mendapat laknat Allah. ”Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS.MUHAMMAD, 28). “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al_Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS.MUHAMMAD, 24).
Namun ada fatwa ulama uang lebih menyesatkan umat islam,  dengan fatwa sbb :  “untuk mencapai shalat khusyu’ itu tidak mudah, bahkan para sahabat Nabi pun sulit mendapatkannya. Kita sebagai umatnya memang sulit mencapai shalat khusyu’ dan kalau tidak khusyu’ itu sangat manusiawi. Karena khusyu’ tidak khusyu’ itu urusan Allah bukan urusan manusia, masalah keyakinan adalah urusan masing-masing individu, manusia tidak berhak menilai dan mencampurinya”
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka.” (QS.AN_NISAA’, 108).
”Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”. Allah mengetahui apa yang ada di langit  dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.ALI_IMRAN,29).
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu manusia.” (QS.AL_AN’AAM, 112). “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS.AL_BAQARAH,9).
 Sebenarnya peserta pelatihan shalat khusyu’ inilah yang telah menjadi musuh dalam selimut. Mereka menjadi duri dalam daging,  karena  mereka telah menjadikan islam hanya sebagai topeng, melaksanakan ritual islam hanya untuk symbol dan membentuk organisasi islam hanya untuk memecah belah umat islam. Mereka masuk islam hanya untuk mempermalukan, mengolok-olok dan akan menghancurkan islam dari dalam.
”Dan barangsiapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan yang benar.” (QS.AL_ISRA, 72).  “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada. (QS.AL_HAJJ, 46).
“Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat Nya, hukum-hukum Nya supaya kamu memahaminya. (QS.AL_BAQARAH, 242)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar